Monday, April 25, 2011

Dikorg 15 KOPMA UGM

Sabtu-Ahad, 23-24 April 2011
Wisma Hastorenggo II, Kaliurang, Yogyakarta
Dikorg 15 “OMEGA” (Organizer Must Be Gallant)

Koperasi “KOPMA UGM” kembali mengadakan Pendidikan Organisasi (Dikorg) di akhir bulan April ini. Dikorg ke-15 yang bertajuk “OMEGA” (Organizer Must Be Gallant) ini dilaksanakan pada 23-24 April 2011. Berlokasi di Wisma Hastorenggo II, Kaliurang, Yogyakarta, event rutin kali ini diikuti sekitar 50 peserta anggota Koperasi KOPMA UGM yang telah mengikuti Pendidikan Dasar (Diksar). Mau tau serunya kayak apa?? Mau download materi Dikorg 15?? Mau nonton video dikorg 15?? Check this out, guys...

Click Download Materi Dikorg 15!
download[4]

Click buat Nonton video Dikorg 15, Mantabbb gannn...


Panitia Dikorg 15 OMEGA "Organizer Must be Gallant" yang caem2 abiz...

Ni liputannya...
Hari pertama Dikorg dihabiskan dengan 4 materi utama Dikorg, yakni Manajemen Organisasi, Leadership, Manajemen Komunikasi, serta Manajemen Konflik. Materi pertama, Manajemen Organisasi disampaikan lansung oleh Ketua Umum KOPMA UGM, Rizka Pratiwi. Materi Leadership disampikan oleh Ketua Trainer Community KOPMA UGM, Amanda Kurniasih. Manajemen Komunikasi oleh Kabid P & K KOPMA UGM, Fajar Kurniawan, dan materi Manajemen Konflik oleh Kabid PSDA KOPMA UGM, Noorman Isnansyah. Di malam hari diselenggarakan HTH (Heart to Heart) yang langsung dipandu oleh bidang PSDA KOPMA UGM.

Di hari kedua diawali dengan Senam Pagi dilanjutkan jalan-jalan mengitari sekitar Wisma. Hawa dingin daerah Kaliurang tak menyurutkan semangat para peserta dikorg 15. Seusai sarapan, para peserta disuguhkan dengan outbond yang dipandu langsung oleh tim Trainer Community KOPMA UGM. Acara dikorg 15 pun diakhiri dengan pengumuman “Dikorg 15 Award”, pengumuman Pandikorg 16, serta kado silang. Dikorg hanya sebentar saja, namun kebersamaan kita akan selalu abadi dalam keluarga Koperasi "KOPMA UGM"...(sok sweet ^,^)


Dikorg hanya sebentar saja...Namun kebersamaan kita akan abadi untuk selamanya...

Ucap syukur kami panjatkan kepada Allah atas rahmat & lindungan-Nya dalam pelaksanaan Dikorg 15. Terima kasih yang sebesar-besarnya kami haturkan kepada Ketua Umum Koperasi “KOPMA UGM”, Para pembicara, Bidang PSDA KOPMA UGM, Pihak pengelola Wisma Hastorenggo II, serta segenap peserta dan kru panitia Dikorg 15 “OMEGA”. Organizer Must Be Gallant!

Panitia Dikorg 15 OMEGA “Organizer Must Be Gallant”
Ketua: Bagas Setiaji (FEB Manajemen UGM 2010)
Sekretaris: Anggriani Mugi P (SV FEB ET UGM 2010)
Bendahara: Novitasari (FEB Akuntansi UGM 2010)
Sie Acara: Lintang Wisesa Atissalam (FMIPA Fisika UGM 2010)
Sie Perkap: Dinar Kresno Putro (Teknik Mesin UGM 2010)
Sie PDD: Annisa Astri Kharisma (Fisipol PSDK UGM 2010)
Sie Konsumsi: Eka Damayanti (FIB Sastra Indonesia UGM 2010)
Sie Konsumsi: Wisnu Putra Pamungkas (Teknik Elektro UGM 2009)





Wednesday, April 20, 2011

Suarakan dengan Koran, Kawan!


Menjadi seorang mahasiswa “ideal” merupakan suatu kebanggaan sekaligus tantangan tersendiri bagi setiap cendekia muda bangsa. Mahasiswa yang secara historis terbukti menjadi garda terdepan perubahan sejarah ini, senantiasa dituntut untuk hidup mandiri, berpikir kritis, dan penuh ide inovatif. Dengan potensi yang demikian, tak heran jika muncul 4 teori peranan mahasiswa dalam bermasyarakat, yakni sebagai creator of changes (pencetus perubahan), social control (kontrol sosial), moral force (teladan moral), serta iron stock (pemimpin masa depan). Maka sungguh merupakan tugas bagi mahasiswa untuk menyuarakan diri selaku problem solver di tengah hiruk-pikuk kondisi bangsa. Bukan hanya mementingkan urusan pribadi dan masalah perkuliahan, namun juga harus kritis menyuarakan masa depan bangsa. Bersuara menyuarakan suara rakyat, bersuara demi kejayaan tanah air tercinta. Inilah mahasiswa “ideal” harapan bangsa.

Mahasiswa sebagai cendekia muda terdidik seharusnya juga peka terhadap lingkungan. Peka terhadap permasalahan bangsa yang membudaya dan turun-temurun. Memang benar jika dahulu Negara Indonesia adalah bangsa yang terjajah, namun tak selamanya rakyat Indonesia harus hidup dalam bayang-bayang kolonialisme. Memang harus diakui betapa tingginya “budaya” korupsi para pejabat di Indonesia, namun bukan berarti “budaya” korupsi akan tetap lestari. Tentunya tak ada satupun rakyat Indonesia yang ingin melihat bangsanya terlecehkan. Segala sesuatunya pasti ada solusinya. Rakyat benar-benar berharap pada potensi pemikiran kritis dan inovatif para mahasiswa. Di tangan mahasiswa-lah beragam solusi jitu mampu dilahirkan. Jika pemikiran-pemikiran solutif mahasiswa disebarluaskan serta diaplikasikan, maka tak ayal jika bangsa ini akan bangkit kembali menjadi bangsa yang besar dan disegani masyarakat dunia.

Mahasiswa dalam proses menyuarakan nurani rakyat pastilah membutuhkan sarana sebagai “senjata”. Layaknya R.A. Kartini yang berjuang dengan pena sebagai “senjata” beliau dalam menyuarakan kesetaraan gender kaum wanita. Dengan hanya bermodalkan sebuah pena dan berjuta gagasan brilian, beliau mampu mewujudkan pergerakan kaum Hawa yang setara dengan kaum Adam. Bahkan efek perjuangan beliau pun masih dapat dirasakan hingga kini, di mana jutaan wanita Indonesia memiliki andil besar dalam berbagai sektor kehidupan bermasyarakat. Seharusnya dengan cara semacam inilah mahasiswa memperjuangkan suara rakyat, bukan semata melalui aksi unjuk rasa. Pengaktualisasian karya yang dipadu dengan gagasan kritis, akan menjadi “senjata” ampuh mahasiswa dalam memperjuangkan aspirasi rakyat. “Senjata” yang lebih modern dan elegan dibandingkan harus melakukan aksi unjuk rasa di jalanan.

Salah satu sarana yang dapat menjadi “senjata” ampuh mahasiswa dalam menyalurkan aspirasi adalah media koran. Mahasiswa mampu berkarya sekaligus menyuarakan suara rakyat melalui koran. Mengapa koran? Karena koran merupakan media kerakyatan, bahkan sejak zaman kolonial. Dari Presiden sampai pesinden, konglomerat hingga kaum melarat, kesemuanya akrab dengan koran. Selain itu, peluang mahasiswa untuk menulis di koran pun amat besar, jika dilihat dari adanya beragam rubrik khusus mahasiswa untuk beropini di koran. Misalnya rubrik Akademia (KOMPAS DIY-Jateng), rubrik MuDA (KOMPAS), rubrik Suara Mahasiswa (Harian Seputar Indonesia), dan rubrik Nguda Rasa (Koran Merapi). Mahasiswa pun dapat mencurahkan pendapatnya walau hanya sekedar ditampung di rubrik surat pembaca. Dengan beropini di koran, mahasiswa mampu berbagi ilmu, wawasan, gagasan, ide, kritik, dan saran kepada khalayak luas. Ditambah lagi dengan adanya imbalan honor bagi mahasiswa yang tulisannya dimuat, selayaknya memacu gairah mahasiswa untuk terus berkarya.

Berbagai kemudahan yang tersedia hendaknya semakin menambah hasrat mahasiswa untuk bersuara di media koran. Menyuarakan suara rakyat melalui koran merupakan metode yang lebih elegan dan efektif daripada harus berunjuk rasa di jalanan, berkoar dengan suara lantang, serta tak jarang pula bertingkah anarkhis. Tinggal bagaimana para mahasiswa menyikapi peluang pemanfaatan media koran. Jadikan kegiatan menulis dan media koran sebagai sahabat para mahasiswa. Manfaatkan koran sebagai “senjata” ampuh dalam menyuarakan suara rakyat. Suarakan dengan koran, kawan!

Sunday, April 17, 2011

TFT BSMR Yogyakarta

Ahad, 17 April 2011
Hotel Istana, Yogyakarta
Training For Trainer Bulan Sabit Merah Remaja Yogyakarta
"How to be a Good Trainer for a Teenager"


BSMI Cabang Yogyakarta menyelenggarakan pelatihan bagi trainer/calon trainer (TFT) BSMR bertajuk "How to be a Good Trainer for a Teenager" pada Ahad, 17 April 2011. Bertempat di Hotel Istana, Yogyakarta, acara ini diikuti sekitar 60 peserta dari berbagai kalangan dan background pendidikan. Acara yang dibawakan oleh Mas Imins selaku MC ini, diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an oleh sdr. Ifthor (Teknik Fisika UGM '10), dan dilanjutkan sambutan Ketua Panitia oleh sdr. Dion (Teknik Fisika UGM '08).

TFT kali ini menyajikan 3 materi utama bagi para trainer. Materi pertama mengenai "Profil BSMR" disampaikan oleh Sutarman, S.Ked dengan moderator Mas Dio (FKU UMY). Materi selanjutnya adalah "Psikologi Remaja", dengan moderator Lintang (Fisika UGM '10) dan selaku pembicara Reza Armanda (Psikologi UGM). Kedua materi awal ini merupakan materi pengantar untuk menuju materi inti TFT kali ini, yakni pelatihan menjadi trainer nan handal.

Materi terakhir disampaikan dengan pembicara Ust. Fatan, yang membahas secara rinci teori training dan public speaking. Materi yang disampaikan Ust. Fatan dilanjutkan dengan workshop trainer seusai Dzuhur berjama'ah, di mana setiap peserta diwajibkan mempraktekkan semua teori teknis dalam menjadi seorang trainer. Dengan semangat dan antusias, para peserta pun mengimbangi kehebohan Ust. Fatan dalam memberikan materi. Materi pun diakhiri bersamaan dengan datangnya waktu 'Asar. Di akhir acara TFT, para peserta dimohon kerjasama untuk rela menjadi kader trainer BSMR Yogyakarta dengan pemberian slayer Relawan BSMR sebagai tanda atribut para trainer.

I like Tsubasa, watch this!

Compilation shots from Captain Tsubasa "Aratanaru Densetsu Joshou" ("New Legend Beginning") Play Station X Game, adaptasi dari komik Captain Tsubasa World Youth (1994), awesome!