This post was published on Republika, 12 Oct 2011
Predikat bergengsi tengah menanti di depan mata Pulau Komodo. Selangkah lagi pulau eksotis ini menggapai tahta dalam ajang New 7 Wonders of Nature. Predikat yang bukan sekadar titel. Predikat yang mampu mendatangkan nilai ekonomis luar biasa bagi Indonesia di masa mendatang.
Namun nampaknya pemerintah kita kurang mendukung upaya pencapaian titel prestisius ini. Terbukti dengan kecurigaan pemerintah yang meragukan kredibilitas pihak penyelenggara. Padahal pihak penyelenggara jelas bukanlah oknum yang patut dicurigai. Justru malah sebaliknya, kredibilitas pemerintah kita-lah yang wajib dipertanyakan.
Kedua, pemerintah membatalkan diri sebagai tuan rumah hanya karena alasan biaya. Bagaimana mungkin alasan sepele menjadi penghambat peluang prestasi tingkat dunia? Memberi makan para koruptor saja pemerintah kita masih mampu. Ketiga, di mana peran Presiden SBY selaku ujung tombak bangsa ini? Ketika Presiden Korea, Kamboja, dan Filipina menggembar-gemborkan wilayahnya sebagai salah satu keajaiban dunia, Presiden SBY justru seakan kurang peduli dengan nasib Pulau Komodo. Malahan, Pendukung Pemenangan Pulau Komodo justru menobatkan Jusuf Kalla sebagai duta Komodo.
Tak perlu lagi menanti uluran tangan pemerintah, dukungan jutaan rakyat Indonesia sudah cukup mengantarkan Pulau Komodo ke gerbang kemenangan. Harapannya, keputusan final 11 November mendatang mampu menjadi yang terbaik bagi bangsa Indonesia. Semoga.
0 comments:
Post a Comment