Heboh Crop Circle Sleman

Fenomena crop circle sudah pernah dijumpai di 26 negara dengan jumlah sekitar 10.000 crop circle. Pada 1991, Doug Bower dan Dave Chorley mengakui membuat crop circle di Inggris supaya masyarakat mengakui adanya alien. Hal ini membuat fenomena crop circle masuk dalam The World's Greatest Hoaxes (Kebohongan Terbesar Dunia), 19 Oktober 2009. Nyatanya, meski banyak ditemukan namun fenomena ini tetap misterius.

Sebuah fenomena aneh dan misterius terjadi di dusun Gunung Suru, Jogotirto, Berbah, Sleman pada Ahad lalu (23/1). Sebuah simbol misterius muncul di area persawahan warga setempat usai hujan dan angin deras reda. Simbol lingkaran geometris raksasa tersebut diyakini merupakan jejak pendaratan pesawat UFO (Unidentified Flying Object) dari planet lain. Fenomena crop circle Sleman ini adalah yang kedua terjadi di Indonesia. Crop circle pertama di Indonesia terjadi pada 1980 di areal persawahan warga Pacitan.

Menurut Kepala Laboratorium Hidrometeorologi Fakultas Geografi UGM, kejadian ini jangan serta merta dikaitkan dengan UFO. Beliau menyatakan bahwa pola tersebut secara ilmiah dapat terjadi pada pusat putaran angin puting beliung. Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Geofisika BMKG Yogya, Tony A Wijaya berpendapat bahwa simbol tersebut merupakan hasil angin turun yang bergerak melingkar. Hal senada juga diungkapkan Kepala Meteorologi ITB Plato Martuani Siregar. Beliau memaparkan bahwa proses alam ini mampu selesai hanya dalam 2-3 jam saja.

Di lain pihak, Dekan FMIPA UGM Chairil Anwar menilai bahwa jejak tapak melingkar tersebut hanyalah karya instalasi seniman. Hal ini pun dibenarkan Dosen Astronomi ITB Taufiq Hidayat, crop circle Sleman hanyalah fenomena seni buatan manusia. Argumen ini pun akhirnya dikuatkan oleh data observasi tim LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional). "Kami benturkan dengan data, saat itu tingkat kecerahan cahaya bulan 92% dan tidak ada hujan. Artinya ada cukup penerangan untuk membuat pola di sawah, tapi harus digarap lebih dari satu orang." tutur Kepala Pusat Sains Antariksa LAPAN, Sri Kaloka.

Bersamaan dengan observasi tim LAPAN, muncul pengakuan tentang pembuatan crop circle tersebut. Dikutip dari situs studentmagz.com, seorang mahasiswa FMIPA UGM angkatan 2008 mengakui telah membuat crop circle yang menggegerkan masyarakat. Menyikapi pengakuan ini, Dekan FMIPA UGM Chairil Anwar menyatakan bahwa pihak FMIPA UGM telah melacak para mahasiswa FMIPA UGM tentang kebenaran isu tersebut. "Kami sudah memeriksa 28 mahasiswa FMIPA, namun kebenarannya masih belum ditemukan," katanya. Beliau pun berkata, andai crop circle tersebut memang ulah mahasiswa FMIPA UGM, mahasiswa bersangkutan akan diberikan apresiasi karena mampu menerapkan sains pada bidang seni. Menurut beliau pembuatan crop circle tidak bisa dinilai salah, hanya saja muncul kerugian pada kerusakan areal sawah warga. Jika terbukti hal ini adalah ulah mahasiswa FMIPA UGM, pihak fakultas akan berusaha bertanggungjawab atas kerugian pemilik sawah.