Air merupakan unsur yang tidak akan pernah bisa dipisahkan dalam kehidupan. Seluruh makhluk hidup membutuhkannya, bahkan bisa dikatakan jika seluruh makhluk hidup bergantung pada manfaat air. Pemanfaatan air oleh makhluk hidup, terutama manusia, dapat kita jabarkan hingga tak terhitung banyaknya. Mulai dari pemanfaatan untuk konsumsi, medis, transportasi, energi, hingga keperluan peribadatan pun menggunakan air.
Berjuta manfaat air membuatnya tak bisa lepas dari kelangsungan hidup manusia. Anjuran ahli gizi untuk mengonsumsi 8-10 gelas air sehari mempertegas kebutuhan kita pada air. Guru Biologi kita juga pernah menyampaikan bahwa sebagian besar kandungan organ tubuh manusia adalah air. Hal ini senada dengan pemaparan para fisikawan perihal air sebagai salah satu zat utama penyusun kehidupan. Para fisikawan juga memprediksikan fakta ilmiah mengejutkan tentang air di masa depan yang akan menjadi bahan bakar pengganti bensin. Pakar botani dan para petani pun sepakat akan pentingnya air, yakni asupan air yang cukup mampu membantu tanaman untuk berasimilasi. Bahkan dalam peribadatan kaum Muslim, diwajibkan untuk berwudhu dengan air sebelum menunaikan ibadah sholat. Peran air memang sudah melekat erat dalam kehidupan kita, layaknya kawan dalam kehidupan. Dan tak dapat dipungkiri jika kita amat tergantung pada air.
Sebagai kawan sejati air, sudah sepantasnya jika kita harus memahami akan pentingnya penjagaan kualitas dan kuantitas kebutuhan air. Ketersediaan air di Indonesia tercatat mencapai 1.957 Milyar m3/tahun, wajar mengingat sebagian besar wilayah Indonesia adalah perairan. Sedangkan kebutuhan air penduduk Indonesia diperkirakan hanya mencapai 125 Milyar m3/tahun, meliputi kebutuhan rumah tangga sekitar 8 Milyar m3/tahun dan kebutuhan industri/irigasi mencapai 117 Milyar m3/tahun. Jika dihitung secara matematis, kebutuhan air seluruh penduduk Indonesia akan terpenuhi, bahkan dengan status surplus. Namun, pernahkah kita berpikir bahwa suatu saat nanti persediaan air akan semakin menipis? Akankah air menjadi barang langka yang diperebutkan? Pertanyaan ini bukanlah gurauan, terbukti dengan maraknya krisis kesulitan air di beberapa wilayah Indonesia. Langkah penjagaan kualitas dan kuantitas air sejak dini mutlak direncanakan.
Kelalaian masyarakat dalam menjaga kualitas dan kuantitas air akan berdampak negatif. Kualitas air yang buruk mampu menyebabkan gangguan kesehatan pada makhluk hidup dengan beragam wabah penyakit yang menghantui. Bahkan pencemaran lingkungan air bisa mengakibatkan bencana alam yang mengancam. Air yang pada mulanya merupakan kebutuhan kita, bisa jadi akan berubah menjadi marabahaya bagi kita. Air yang seharusnya menjadi kawan kita, bisa jadi akan berpaling menjadi lawan kita. Terbayang bagaimana dahsyatnya air kala ia menjadi lawan kita. Amukan tsunami Mentawai dan banjir bandang Wasior akhir tahun lalu cukup menjadi peringatan keras bagi kita untuk selalu bersahabat dengan air.
Jadikanlah air sebagai kawan kini dan nanti. Jadikanlah air sebagai sahabat di masa mendatang. Penjagaan kualitas dan kuantitas air yang digalakkan secara teratur dan terorganisir akan mengurangi peluang munculnya marabahaya akibat pencemaran air. Usaha pengelolaan air yang tepat mampu menjamin kecukupan kita akan air. Bersama, canangkan upaya pemeliharaan air sejak dini. Dari kita, untuk kita, demi masa depan.
3 comments:
betul betul betul
jgn sepelekan air
walau gratis dan non-ekonomis tp ingat juga
masi ada masa depan!!!
jane kompetisi kompas tp kok nama lintang tertempel dimana2 y...
Ya bgitulah...
wong narsissss
hahahaha
Post a Comment